Samarinda – Ketua Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Harry Aginta menjelaskan saat ini stok ketersediaan Crude Palm Oil (CPO) di beberapa perusahaan di Kaltim, masih banyak.
“Saya mendapat informasi, CPO tengah over supply di (pasar) dunia. Banyak perusahaan di Kaltim, stok CPO nya banyak,” ujar Harry, diwawancarai medianusantara.co, 24 September 2018 lalu.
Menurut Harry, stok CPO di Kaltim yang masih banyak tak terlepas dari kondisi luar negeri. Seperti masih adanya kampanye negatif di Eropa dan kebijakan Negara Cina yang mengurangi konsumsi CPO.
Solusi menghadapi masalah ini, menurut Bank Indonesia, sebaiknya CPO diolah sendiri dalam Negeri. Yakni, menjadikannya bahan untuk biodiesel B20 (kebijakan pemerintah terkait pencampuran minyak sawit ke solar 20 persen).
Namun, kendalanya dari kebijakan B20 ini, masih banyak perusahaan enggan mengikutinya. Pihak perusahaan tak ingin menanggung beban ketika ada dampak merugikan dari kebijakan tersebut. Seperti adanya kerusakan mesin akibat menggunakan B20.
“Makanya, mereka (perusahaan) perlu diyakinkan dari Kementerian dan instansi terkait. Mengatakan bahwa B20 ini bisa dipakai aman untuk semua mesin termasuk kendaraan alat berat tambang,” kata Harry.