SAMARINDA – Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud kembali menyuarakan keprihatinannya terkait ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di wilayah Kaltim.
Menurut dia, meskipun Kaltim memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi masalah besar.
Kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan memang terus berkembang pesat dengan proyek-proyek infrastruktur yang megah, tetapi banyak daerah terpencil yang masih tertinggal, baik dalam hal pendidikan maupun akses pekerjaan.
Politisi dari Partai Golkar ini mengatakan, hal demikian tentu menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi.
“Kesempatan kerja di Kaltim masih sangat terbatas, sementara kualitas pendidikan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Ini adalah tantangan besar yang harus segera diatasi agar ekonomi kita bergerak maju dan masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung,” kata Hasanuddin, Jumat (6/12/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketidakmerataan lapangan kerja di Kalim terkait erat dengan ketimpangan dalam sistem pendidikan.
Ia menilai bahwa banyak anak muda di Kaltim yang belum dibekali keterampilan yang memadai untuk bersaing di dunia kerja, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Kualitas pendidikan kita masih jauh dari memadai. Banyak lulusan kita yang kesulitan memasuki dunia kerja karena tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Akibatnya, banyak pekerjaan di sektor-sektor strategis diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah,” jelasnya.
Masalah ini, menurut Hasanuddin, semakin kritis dengan adanya lonjakan jumlah penduduk yang pesat. Jika tidak ada perencanaan pembangunan yang matang, ketimpangan sosial dan ekonomi akan semakin melebar.
“Pendidikan harus menjadi dasar yang kuat bagi pengembangan ekonomi. Tanpa pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri, kita hanya akan menjadi penonton di tanah sendiri, sementara tenaga kerja dari luar daerah yang mengisi peluang tersebut,” tambahnya.
Hasanuddin pun menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan sektor pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Ia mendesak agar pemerintah mempercepat perbaikan sistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada pelatihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan industri di Kaltim.
“Pendidikan dan dunia industri harus berjalan seiring. Kita butuh sistem pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai di sektor-sektor yang sedang berkembang di Kaltim. Kalau tidak, kita hanya akan menjadi daerah yang menyediakan sumber daya alam, sementara sumber daya manusia kita tertinggal,” terangnya.
Namun, meski mengkritik kondisi yang ada, Hasanuddin juga melihat adanya peluang besar bagi Kaltim. Ia optimis bahwa dengan pengelolaan yang lebih terarah, pembangunan yang tengah berlangsung, terutama terkait dengan ibu kota negara baru, dapat menjadi momentum untuk memberdayakan masyarakat lokal.
“Pembangunan ibu kota negara harus menjadi peluang bagi masyarakat Kaltim. Pemerintah harus memastikan bahwa manfaat dari semua pembangunan ini bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tidak hanya di kota besar seperti Samarinda atau Balikpapan, tetapi juga di pelosok-pelosok Kaltim,” tutup dia.
Leave a Reply