SAMARINDA – Gagasan penerapan jam malam bagi pelajar kembali mencuat seiring kekhawatiran meningkatnya kenakalan remaja yang kerap berkumpul hingga larut malam.
Tetapi, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menilai bahwa solusi yang lebih efektif justru terletak pada penguatan pendidikan karakter dan komunikasi di tingkat keluarga.
Menurut Novan, wacana jam malam memang perlu dikaji, namun bukan menjadi satu-satunya jawaban. Ia menegaskan pentingnya memahami akar persoalan kenakalan remaja sebelum mengambil langkah represif.
“Saat ini belum sampai pada kondisi darurat. Jadi perlu kajian terlebih dahulu, agar langkah yang diambil tidak salah sasaran,” ungkapnya, Jumat (30/5/2025).
Novan menilai bahwa banyak remaja yang terlibat dalam aktivitas negatif di malam hari justru karena kurangnya perhatian dan komunikasi dari orang tua. Ia menyarankan agar orang tua menjadi benteng pertama dengan membangun kedekatan dan pengawasan yang efektif terhadap anak-anak mereka.
“Jam malam mungkin bisa jadi opsi terakhir. Tapi yang utama adalah kesadaran dan peran aktif keluarga. Kalau anak sudah di luar jam wajar, orang tua harus berani menegur dan mengarahkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengusulkan pendekatan persuasif berbasis edukasi dan konseling sebagai langkah awal. Pemerintah dan sekolah didorong memperluas program pembinaan remaja serta menciptakan ruang aman dan produktif bagi mereka.
“Remaja itu butuh ruang untuk berekspresi, bukan hanya dibatasi. Kita harus tahu dulu apa yang mereka alami, jangan langsung menghakimi. Jika tidak, masalahnya bisa makin dalam,” pungkas Novan. (Adv/AL)
Leave a Reply