SAMARINDA – Kebiasaan anak-anak mengucapkan kata-kata kasar belakangan ini mendapat sorotan serius dari DPRD Kota Samarinda. Wakil Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti, menilai fenomena tersebut erat kaitannya dengan lingkungan terdekat anak, terutama keluarga.
Menurutnya, anak cenderung meniru perilaku orang dewasa yang sehari-hari mereka dengar dan lihat. “Kalau di rumah mereka terbiasa mendengar ucapan tidak pantas, maka hal itu yang akan mereka tirukan. Anak-anak belajar pertama kali dari lingkungannya, khususnya keluarga,” jelasnya. Selasa (23/9/2025).
Sri Puji mengakui pemerintah sudah berusaha mengurangi pengaruh buruk dari media dengan menghadirkan lembaga pengawas penyiaran. Namun, konten negatif di televisi maupun media sosial masih mudah diakses.
“Sinetron, TikTok, Instagram, dan sebagainya masih banyak menampilkan hal-hal yang tidak sesuai untuk anak. Jadi pengawasan yang ada belum benar-benar efektif,” tegasnya.
Ia menambahkan, derasnya arus teknologi membuat pemerintah sulit menyaring konten secara menyeluruh. Karena itu, peran orang tua menjadi sangat penting sebagai benteng pertama.
“Keluarga harus lebih proaktif, bukan hanya melarang, tetapi juga memberi teladan yang baik setiap hari,” ujarnya.
Selain keluarga, Sri Puji menekankan pentingnya dukungan dari sekolah dan masyarakat sekitar. Guru, tokoh masyarakat, hingga pemerintah kota, menurutnya, perlu menghadirkan contoh nyata yang bisa dijadikan panutan.
“Memberi contoh langsung jauh lebih efektif daripada hanya membuat aturan atau sekadar melakukan pengawasan,” pungkasnya. (Adv/AL)









Leave a Reply