SAMARINDA – Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa pembangunan drainase dan pintu air harus diposisikan sebagai strategi utama dalam upaya mengurangi banjir yang terus berulang di Kota Tepian.
Menurut Deni, sistem drainase berfungsi vital untuk mengalirkan air dari permukiman menuju sungai. Namun, jika jalurnya terhambat, genangan akan sulit dihindari.
“Drainase itu ibarat urat nadi kota. Kalau tersumbat, air pasti meluap dan menggenangi jalan,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Ia mencontohkan permasalahan di kawasan Jalan Hidayatullah. Ketika air rob naik, wilayah tersebut hampir selalu terendam akibat aliran air yang tertahan.
“Di sana ada penyempitan aliran. Dengan drainase baru, air bisa langsung mengalir ke Sungai Karang Mumus tanpa hambatan,” jelasnya.
Selain drainase, Deni menilai pintu air otomatis juga sangat penting untuk mencegah masuknya air Sungai Mahakam saat pasang.
“Begitu air pasang, pintu otomatis menutup. Jadi air besar dari Mahakam tidak lagi masuk ke kota,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masalah banjir Samarinda bukan hanya disebabkan hujan deras, melainkan juga limpahan air rob yang memperbesar volume sungai. Oleh karena itu, solusi harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Namun, Deni mengingatkan bahwa infrastruktur saja tidak cukup. Partisipasi masyarakat juga berperan penting, terutama dalam menjaga kebersihan sungai.
“Kalau masih ada yang membuang sampah sembarangan, sebaik apa pun infrastrukturnya tidak akan maksimal,” tegasnya.
Dengan kolaborasi antara pembangunan fisik dan kesadaran warga, Deni optimistis banjir di Samarinda bisa ditekan. “Kalau drainase dan pintu air berfungsi baik, ditambah kepedulian masyarakat, kota ini akan lebih aman dari genangan,” tukasnya. (Adv/AL)









Leave a Reply