SAMARINDA – Perbincangan soal pengangguran di Kota Samarinda kembali mencuat, khususnya terkait kontribusi perempuan dalam angka statistik.
Data yang beredar menyebut tingkat pengangguran perempuan berada di angka 7 persen, lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang mencapai 5 persen. Namun, Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Riska Wahyuningsih, menegaskan bahwa kesimpulan tersebut tidak bisa digeneralisasi.
Menurutnya, data harus dibaca lebih detail sesuai sektor pekerjaan. “Kalau bicara perbankan misalnya, justru perempuan mendominasi. Tapi di bidang-bidang tertentu memang lebih banyak dicari tenaga kerja laki-laki. Jadi saya kurang setuju kalau perempuan disebut sebagai penyumbang terbesar pengangguran. Faktanya, banyak perempuan di Samarinda yang bekerja,” ungkap Riska.
Politisi sekaligus Sekretaris PKK Kota Samarinda itu menambahkan, dalam aktivitas sehari-hari, justru banyak perempuan terlihat produktif. Meski sebagian hanya bekerja paruh waktu, mereka tetap aktif berkontribusi melalui berbagai kegiatan masyarakat.
“Kalau kita turun langsung ke lapangan, kader perempuan sangat banyak. Apalagi melalui PKK, mereka ikut menggerakkan kegiatan yang memberdayakan keluarga dan lingkungan,” jelasnya, Selasa (23/9/2025).
Riska juga menyinggung soal budaya patriarki yang kadang membatasi ruang gerak perempuan. Ia mengajak perempuan di Samarinda untuk berani tampil dan mengambil peran lebih besar dalam pembangunan daerah.
“Ajakannya sederhana: mari kita sama-sama aktif, ikut organisasi, dan terlibat dalam kegiatan masyarakat. Banyak perempuan yang bahkan lebih aktif dibandingkan laki-laki,” tegasnya.
Ke depan, ia menilai peluang kerja untuk perempuan memang masih harus diperluas. Namun, dengan berbagai program pemberdayaan yang sudah berjalan, dirinya optimistis perempuan Samarinda akan semakin mandiri, berdaya, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan kota. (Adv/AL)









Leave a Reply