SAMARINDA – Rendahnya jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD Samarinda menjadi perhatian serius Sekretaris Komisi IV, Riska Wahyuningsih.
Ia menilai, salah satu langkah penting untuk meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik adalah melalui pendidikan politik yang terarah dan berkesinambungan.
Dari total 45 kursi DPRD Samarinda, perempuan masih jauh dari target kuota 30 persen sebagaimana diatur dalam regulasi.
Kondisi ini menurut Riska harus dijawab dengan penguatan kapasitas politik bagi perempuan, agar mereka berani tampil sebagai pengambil keputusan.
“Pendidikan politik sangat penting, terutama bagi perempuan. Kalau pengetahuannya kuat, peluang untuk memenuhi kuota 30 persen bisa tercapai di periode mendatang,” ucapnya, Jumat (15/8/2025).
Ia menegaskan, pendidikan politik bukan semata untuk calon anggota legislatif, melainkan juga bermanfaat menumbuhkan kesadaran politik masyarakat luas. Dengan bekal tersebut, perempuan diyakini akan lebih percaya diri bersaing di panggung politik.
Lebih lanjut, Riska menjelaskan bahwa kehadiran perempuan di lembaga legislatif membawa nilai tambah dalam proses perumusan kebijakan. Perspektif mereka, terutama terkait isu perempuan, anak, dan keluarga, akan memperkaya kualitas keputusan yang dihasilkan.
Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah, organisasi perempuan, serta institusi pendidikan agar berkolaborasi menyelenggarakan program pendidikan politik yang inklusif.
“Kalau perempuan punya pengetahuan dan keberanian, mereka bisa ikut menentukan arah pembangunan, bukan hanya jadi penonton,” tegasnya.
Riska menambahkan, keterwakilan perempuan di politik tidak sekadar soal jumlah, melainkan juga kualitas kontribusi yang diberikan. Dengan bekal pemahaman politik yang memadai, perempuan dapat menghadirkan gagasan dan solusi yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Jika semua pihak mendukung, saya optimistis peran perempuan dalam politik Samarinda akan semakin kuat dan signifikan di masa depan,” tukasnya. (Adv/AL)
Leave a Reply