SAMARINDA – Program Sekolah Rakyat yang akan segera diluncurkan di Kota Samarinda dinilai sebagai bentuk inovasi sosial yang menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan putus sekolah.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menyebut inisiatif ini sebagai solusi konkret atas keterbatasan akses pendidikan konvensional bagi kelompok marginal.
Menurut Puji, banyak anak di Samarinda yang tidak dapat melanjutkan pendidikan bukan karena kurangnya kemauan, tetapi karena tekanan ekonomi dan minimnya dukungan struktural.
Sekolah Rakyat hadir lanjut dia, guna menjembatani kesenjangan tersebut dengan model pendidikan inklusif dan dukungan biaya penuh dari pemerintah.
“Bagi anak-anak yang selama ini tertinggal karena faktor ekonomi atau kondisi sosial, Sekolah Rakyat bisa menjadi jalan baru untuk kembali belajar dan membangun masa depan,” ujarnya, Jumat (6/6/2025).
Sekolah ini dirancang untuk menerima 100 siswa pada angkatan pertama, dengan lokasi pembangunan di Kecamatan Palaran. Uniknya, program ini tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga diarahkan untuk membentuk keterampilan hidup, pembinaan karakter, dan penanaman nilai-nilai sosial.
“Ini bukan sekadar sekolah gratis. Ini wadah pembinaan dan pemberdayaan. Pendidikan berbasis empati seperti inilah yang dibutuhkan anak-anak kita,” tambah Puji.
Puji juga menekankan pentingnya peran Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan dalam memastikan proses seleksi dilakukan secara cermat dan tepat sasaran, agar program benar-benar menyentuh mereka yang paling membutuhkan.
Lebih jauh, ia berharap keberadaan Sekolah Rakyat bisa menginspirasi pendekatan serupa di berbagai kecamatan lain, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan alternatif di kota tersebut.
“Kita harus berani membuka ruang pendidikan yang fleksibel dan berpihak pada anak-anak yang selama ini tercecer dari sistem. Sekolah Rakyat adalah langkah awal ke arah sana,” tutup Puji. (Adv/AL)
Leave a Reply