Tingginya Pernikahan Dini Jadi Alarm, DPRD Ajak Semua Pihak Bangun Kota Ramah Anak

medianusantara.co

SAMARINDA – Meski menyandang predikat Kota Layak Anak (KLA), Samarinda masih dihadapkan pada sejumlah tantangan serius, terutama terkait maraknya praktik pernikahan usia dini.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menilai masalah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan keterlibatan semua pihak mulai dari keluarga, sekolah, tokoh masyarakat, hingga aparat hukum.

“Pernikahan dini itu bukan cuma soal aturan, tapi soal pemahaman dan budaya. Selama lingkungan sosial tidak berubah, program sebaik apa pun akan sulit berhasil,” ujarnya, Jumat (11/7/2025).

Puji menekankan bahwa perlindungan anak tidak bisa dilakukan secara sektoral. Upaya membangun kota yang benar-benar ramah anak memerlukan sinergi lintas sektor, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, hingga tingkat RT dan kelurahan.

Ia menyebut praktik pernikahan dini masih sering terjadi diam-diam dengan bantuan penghulu liar, yang memperburuk kondisi pendidikan anak.

“Anak yang menikah dini rentan putus sekolah, dan ini tentu menghambat upaya kita mewujudkan wajib belajar 12 tahun. Jadi ini soal masa depan kota juga,” tegasnya.

Selain pendidikan, Puji juga menyoroti minimnya fasilitas pendukung anak di lingkungan permukiman, seperti taman bermain, pojok baca, hingga layanan konseling remaja yang mudah diakses. Ia menilai infrastruktur fisik harus dibarengi dengan program pembinaan keluarga dan masyarakat yang berkelanjutan.

“Bukan hanya soal taman atau ruang bermain, tapi juga soal apakah anak-anak merasa aman, dihargai, dan didukung di lingkungan mereka,” katanya.

Lebih jauh, Puji mengapresiasi sejumlah langkah yang sudah dilakukan Pemkot seperti penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA), internet sehat, hingga ruang ramah anak. Namun ia menekankan pentingnya memperluas jangkauan program tersebut agar merata hingga ke pelosok kota.

Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem yang benar-benar mendukung tumbuh kembang anak.

“Kita bisa bangun gedung, bisa luncurkan program, tapi kalau pola pikir masyarakat belum berubah, anak-anak tetap berisiko kehilangan masa kecil mereka,” tuturnya.

Puji mengajak seluruh elemen kota untuk bersama-sama menjaga hak anak sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang.

“Anak-anak yang tumbuh dengan sehat, cerdas, dan terlindungi akan menjadi generasi yang membangun kota ini ke depan. Jangan biarkan mereka kehilangan masa depan hanya karena kita abai hari ini,” tukasnya. (Adv/AL)

medianusantara.co Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *