SAMARINDA – Bakal calon Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud (Harum) menyebutkan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan cikal bakal berdirinya Republik Indonesia. Di mana, lembaga keagamaan ini yang berfokus mendidik karakter dengan berbasis agama.
Hal ini dikatakannya tatkala dirinya bersama Bakal Calon Wakil Gubernurnya Seno Aji menyambangi kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kaltim, di Jalan Imam Bonjol Samarinda, Minggu (14/7/2024).
Menurut Harum, NU memiliki kapasitas dan kekuatan politik yang besar ditambah mayoritas agama di Indonesia ini ialah beragama Islam. “NU itu berbicara mengenai politik kebangsaan. Bangsa ini ga bisa lepas dari NU,” ungkap Harum.
Harum mengaku kedatangan pihaknya di Kantor PWNU Kaltim ini dalam rangka masa reses sehingga sekaligus ingin menyerap aspirasi warga NU. Tentu, PWNU Kaltim hari ini mesti bersiap menyongsong jadi PBNU, dikarenakan ibu kota negara akan berpindah. “Jadi segala sesuatunya memang perlu disiapkan,” tuturnya.
Sementara, Seno Aji mengungkapkan pertemuan ini bukan deklarasi, melainkan hanya silaturahmi di tengah momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang kian mendekat. Baginya penting untuk mengenalkan diri lebih dalam agar ke depan tidak sungkan-sungkan lagi.
“Penting untuk silaturahmi, mendekatkan diri kembali kepada para pengurus lembaga keagamaan termasuk NU,” terang Seno.
Sekretaris PWNU Kaltim Abubakar Madani berpesan agar Harum – Seno bisa menjadi pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat.
“Ini demi kepentingan orang banyak, harus bisa mengutamakan rakyat,” ungkapnya.
Kedua tokoh ini kata Abubakar, meskipun baru dalam kancah Pilkada, namun memiliki integritas dan juga ideologi sejalan dengan prinsip-prinsip kebangsaan yang diusung oleh NU.
“Bagi saya, kedua sosok ini sebenarnya tidak asing lagi. Secara pribadi, saya kenal walau tidak dekat. Mereka adalah tokoh-tokoh yang secara integritas itu bagus,” akunya.
Dalam artian, Harum-Seno ini dikenal sebagai tokoh yang mampu menjaga integritas dan menjalankan ideologi politik cemerlang. Oleh karena itu, bagi warga NU, mendukung kedua tokoh ini dalam Pilkada bukanlah hal yang haram atau salah.
“Dua sosok ini adalah tokoh politik yang cukup cemerlang, maka kemudian bagi kami warga NU, itu tidak haram. Tidak ada salahnya kedua tokoh ini kita dukung dalam Pilkada Kaltim, apalagi salah satunya adalah kader sendiri,” tegasnya.
Pada prinsipnya, ia mengingatkan kembali jika PWNU Kaltim sebagai organisasi keagamaan menerapkan politik kebangsaan. Akan tetapi, warga NU tidak boleh lepas dari perjalanan politik demi kepentingan orang banyak.
“Bukan kepentingan NU saja, tapi kepentingan orang banyak. Kami harap para kandidat bisa melaksanakan dan mengikuti kompetisi ini sesuai aturan. NU secara kelembagaan tidak ikut dukung mendukung, tetapi warga NU itu diberikan keleluasaan untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada siapa saja,” tegasnya.
Untuk diketahui, politik kebangsaan lebih mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan nasional. Politik kebangsaan bersifat jangka panjang dan menjangkau jauh kedepan.
“Semoga keduanya bisa menjadi pemimpin yang mengutamakan masyarakatnya. Dengan berbagai program yang telah dicanangkan demi mewujudkan generasi emas berkualitas dan berdaya saing tinggi,” harapnya.
Leave a Reply