SAMARINDA – Razia penyakit masyarakat yang digelar Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda dalam beberapa pekan terakhir justru menemukan indikasi kuat adanya praktik prostitusi dan kafe remang-remang yang kembali beroperasi secara terselubung.
Dalam operasi Satpol PP di kawasan Jalan Kapten Sudjono, Sambutan, hingga Solong di Jalan Gerilya, petugas mendapati kegiatan ilegal masih berlangsung di balik usaha hiburan malam.
Menanggapi temuan tersebut, Anggota Komisi III DPRD Kaltim dari dapil Samarinda, Subandi, menyampaikan keprihatinan dan meminta pemerintah mengambil langkah tegas.
“Kalau kegiatan itu sudah dilarang, maka aparat harus bertindak tegas. Tidak boleh ada ruang bagi aktivitas ilegal,” tegasnya, Kamis (4/12/2025).
Subandi mengingatkan bahwa wilayah-wilayah tersebut pernah menjadi lokalisasi resmi sebelum ditutup permanen oleh Menteri Sosial saat itu, Khofifah Indar Parawansa.
Karena statusnya sudah ditutup total, ia menilai tidak ada alasan bagi praktik prostitusi, baik terbuka maupun terselubung, untuk kembali muncul.
“Instruksinya jelas: ditutup permanen. Jadi seluruh kegiatan yang melanggar aturan harus dihentikan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan, khususnya bagi anak-anak dan pelajar yang melintas di sekitar lokasi yang disorot. Aktivitas semacam itu, kata Subandi, dapat memengaruhi lingkungan dan merusak moral generasi muda.
“Kasihan anak-anak. Lokasinya dekat sekolah dan pelajar sering lewat. Ini harus segera ditutup tanpa kompromi,” tambahnya.
DPRD Kaltim, lanjutnya, akan memperkuat koordinasi dengan Pemkot Samarinda agar penindakan tidak berhenti pada razia semata, tetapi turut disertai pengawasan berkelanjutan dan solusi terhadap persoalan sosial di baliknya.
Ia berharap pemerintah bergerak cepat sebelum masalah ini kembali menjadi polemik panjang.
Leave a Reply