SAMARINDA – Anggota DPRD Kaltim Salehuddin mendorong evaluasi pendidikan yang lebih terstruktur dan sistematis. Hal ini sebagai buntut penghapusan Ujian Nasional (UN) yang telah dihapus sejak tahun 2021 lalu.
Salehuddin mengatakan perlu adanya evaluasi yang jelas dan mampu menjamin kelulusan siswa secara objektif sehingga ia mendorong adanya indikator evaluasi dalam aktivitas belajar mengajar.
“Kan UN sudah dihapuskan, kalau tanpa UN, kita butuh parameter lain yang bisa mengukur kompetensi siswa. Ujian atau bentuk evaluasi lain tetap penting untuk memastikan proses pembelajaran efektif,” kata Saleh, Jumat (8/11/2024).
Pasalnya, ia menilai bahwa UN bukan sekadar formalitas untuk meluluskan siswa saja tetapi harus menjadi alat yang esensial dalam menilai kualitas pendidikan secara merata. Sehingga pentingnya evaluasi penghapusan UN sejak pergantian kurikulum.
“Kita ingin melihat sejauh mana sudah perubahan positif siswa semenjak pergantian kurikulum ini,” tukasnya.
Ia mendukung gagasan pengembangan ujian kompetensi atau survei karakter sebagai alat ukur tambahan.
Menurutnya, pendekatan tersebut bisa menjadi solusi yang lebih menyeluruh dalam menilai perkembangan siswa. Terlebih, hal ini dapat memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan efektif.
“Proses evaluasi apapun namanya, perlu ada untuk melihat apakah metode dan kurikulum yang diterapkan sudah tepat atau perlu ditingkatkan lagi,” lanjutnya.
Ia optimis bahwa evaluasi yang baik, meski tanpa UN dapat membantu memastikan kualitas pendidikan di Indonesia tetap terjaga. Hanya saja dengan adanya evaluasi yang tepat. Maka dari itu, Salehuddin berharap sistem pendidikan di Kaltim dan Indonesia secara umum dapat terus berkembang.
“Kita hanya ingin memastikan para siswa menerima pendidikan yang layak serta memenuhi standar kualitas yang diharapkan,” pungkasnya.
Leave a Reply