Pertikaian Dua Kubu di Pilkada Bontang, Pengamat: Sama-Sama Blunder

medianusantara.co

BONTANG – Pengamat politik asal Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman, menilai dua kubu yang saling bertikai di Kota Bontang sama-sama lakukan langkah keliru.

Hal ini dikatakannya menanggapi tindakan Bakal Calon Wali Kota Neni Moerniaeni yang membuat laporan polisi terhadap Dewan Penasehat Tim Pemenangan Basri Rase-Chusnul Dhihin, Udin Mulyono.

Menurut Budiman, langkah yang dilakukan Neni keliru jika membangun strategi politik dengan cara seperti itu. Tak hanya Neni, Udin Mulyono pun disebutnya melakukan hal yang tak juga baik karena berupaya gunakan serangan politik.

“Laporan dan serangan balik dalam strategi politik tersebut, jika untuk menarik simpati masyarakat Bontang justru keliru, karena akan membuat kesan sama-sama blunder,” ucap Budiman.

Akademisi Fisip Unmul ini menyebutkan kecenderungan pemilih-pemilih di Indonesia, khususnya di Kota Bontang yang memiliki rasa mudah kasihan dan memilih karena emosional, tentu akan melihat yang dizalimi lah, yang justru akan terpilih, dan yang menyerang, justru biasanya akan antipati dan ditinggalkan oleh pemilih.

“Kalau bagi saya, seharusnya pasangan Neni dan Agus Haris tidak perlu menanggapi itu. Karena kencenderungan pemilih adalah memilih karena emosional, gampang kasian,” jelasnya.

Justru dengan serangan yang dilakukan oleh pihak lawan semestinya bisa dimanfaatkan oleh Neni dan pasangannya. Namun, jika upaya yang dilakukan yakni melaporkan ke kepolisian, maka itu blunder. Begitupula Udin Mulyono, karena justru merugikan orang yang didukung.

“Sebagai sebuah strategi politik menurut saya itu bukan langkah yang tetap. Harusnya itu yang di up, karena bisa membuat orang simpati dan kasihan,” terangnya.

Budiman berkata jika langkah keduanya demi memenangkan hati pemilih, maka langkah mereka keliru. Sebab, seharusnya bisa menggunakan strategi dan taktik dalam politik yang bisa meraih simpati pemilih, tidak dengan menyerang, karena itu akan membuat masyarakat cenderung tidak memilih.

“Makanya saya bilang apa yang dilakukan oleh Pak Udin itu blunder sebagai sebuah strategi politik dalam memenangkan Pilkada. Dua-duanya blunder, harusnya dibiarkan dan pasang posisi diserang, ya masyarakat bisa menilai,” tuturnya.

Dia juga menambahkan, kalau menggunakan haknya sebagai warga negara di depan hukum, baginya itu hal yang sah-sah saja untuk melaporkan jika merasa dirugikan.

Tetapi, Neni sebagai politisi senior seharusnya sudah kenyang makan asam garam, dan tidak perlu menanggapi berlebihan kejadian tersebut, sehingga dapat diframing sebagai manusia punya hak memilih dan dipilih.

“Jadi salah langkah, jangan sampai sebenarnya Pak Udin juga itu taktik untuk memancing Ibu Neni dan terpancing, mungkin juga seperti itu,” pungkasnya.

medianusantara.co Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *